Halaman

Selasa, 22 Februari 2011

Doa Cahaya - Habib Munzir al Musawwa

(atas ehsan Amir Pencinta Rasullullah Saw)
Doa Cahaya
Senin, 3 Mei 2010

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا كَانَ فِي دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا وَفِي سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِيْ نُوْرًا وَفَوْقِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا

” Dari Ibn Abbas ra berkata : Diantara Doa Nabi saw : “Wahai Allah jadikanlah pada hatiku cahaya, dan pada penglihatanku cahaya, dan pada pendengaranku cahaya, dan dikananku cahaya, dan dikiriku cahaya, dan diatasku cahaya, dan dibawahku cahaya, dan didepanku cahaya, dan dibelakangku cahaya, dan jadikan untukku cahaya”. ( Shahih Al Bukhari )
ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ واَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ اْلعَظِيْمَةِ

Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha penguasa yang abadi, Maha menguasai setiap ruh dan jiwa, Maha menundukkan segala kejadian, Maha menciptakan kehidupan dan kematian, Maha menyeru hamba-hamba-Nya kepada keluhuran dan mereka selalu di dalam keluhuran dunia dan akhirah, dalam kemuliaan dunia dan akhirah, dalam kesucian dunia dan akhirah, dalam kebahagiaan dunia dan akhirah, dalam keindahan dunia dan akhirah, demikian utusan sang pembawa rahmat Allah subhanahu wata’ala di dunia dan akhirah yang diutus oleh sang pemilik dunia dan akhirah, pemimpin seluruh makhluk di dunia dan akhirah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, utusan dari sang pencipta dunia dan akhirah untuk membawa kemuliaan dan keluhuran pada setiap hamba, dan beruntunglah mereka yang menjawab seruan Ilahi, Allah subhanahu wata’ala yang maha baik, yang maha indah, yang maha suci, yang maha lebih mulia dan lebih mencintai kita dari semua makhluk yang mencintai kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( يونس : 12 )

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya / musibah, dia berdo`a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia lupa begitu saja, seolah-olah dia tidak pernah berdo`a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.”(QS.Yunus:12)

Manusia jika terkena musibah ia berdoa kepada Allah dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, terus meminta untuk disingkirkan musibah dan masalahnya, namun ketika telah Allah singkirkan masalahnya ia meninggalkan Allah dan tidak lagi berdoa kepada Allah, seakan-akan dia tidak pernah menyeru dan menjerit memanggil nama Allah saat dia dalam kesulitan, ia tinggalkan Allah begitu saja seakan-akan ia tidak pernah memanggil dan meminta kepada Allah subhanahu wata’ala.
Hadirin hadirat, demikian sang maha As Shabuur ( sangat sabar ) yang melihat hamba-hamba-Nya yang hanya ingin selalu berdoa di saat kesulitan, namun tidak mau berdoa dan bermunajat di saat dalam kemudahan. Maka sebelum kesulitan yang lebih besar datang menimpa, perbanyaklah doa dan munajat agar syukur berlimpah dan kenikmatan pun bertambah, demikian janji dari sang pelimpah kenikmatan, Rabbul ‘alamin subhanahu wata’ala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dosa-dosa yang merupakan pangkal musibah terhapus dengan pengampunan Allah subhanahu wata’ala dan amal-amal pahala kita, Allah subhanahu wata’ala telah menurunkan firman untuk seorang pemuda yang pendosa, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari bahwa pemuda ini datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ia berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah berbuat dosa yang begitu banyak dan aku ingin mendapatkan hukuman”, maka Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam tidak menjawab, namun Allah subhanahu wata’ala menjawab dengan firman-Nya:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ ( هود: 114 )

“Sesungguhnya perbuatan yang baik (pahala) itu menghapuskan) perbuatan-perbuatan yang buruk (dosa). Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat (selalu berdzikir)”. ( QS. Hud: 114 )

Dzikir menghapus dosa-dosa dan musibah. Semoga aku dan kalian dalam keluhuran dunia dan akhirah, Allah subhanahu wata’ala berfirman :

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ( النور: 35 )

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi”. ( QS. An Nuur )

Allah meneranginya bumi dengan cahaya dzahir dan cahaya bathin. Dan Allah memberikan cahaya-Nya kepada yang dikehendakinya, sebagaimana firman-Nya:

يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ( النور: 35 )

” Allah membimbing kepada cahaya-Nya ( untuk ) siapa yang Dia kehendaki”. (QS. An Nuur: 35 )

Allah memberikan petunjuk dengan cahaya-Nya kepada siapa-siapa yang dikehendakinya. Dan makna cahaya dalam firman Allah di surah An Nuur:

نُوْرٌ عَلَى نُوْرٍ ( النور: 35 )

” Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) “. ( QS. An Nuur: 35 )

adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena “Allah memberikan hidayah ( petunjuk ) dengan cahaya-Nya”, bukan dengan cahaya matahari hidayah datang, tetapi dengan cahaya tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Oleh sebab itulah ketika seseorang mencintai dan mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka tersingkaplah seluruh tabir cahaya yang menjadi penghalang antara makhluk dan sang khalik ( pencipta ), sehingga manusia bisa memandang keindahan Allah, karena mereka mengikuti cahaya ciptaan Allah yang termulia, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak satupun makhluk yang bisa sampai kepada cinta Allah dan memandang keindahan Allah kecuali dengan mengikuti sayyidina Muhammad, Beliaulah cahaya Allah di dunia dan akhirah. Beruntunglah aku dan kalian yang hadir dalam kumpulan cahaya, dan malam ini kita mendengar hadits tentang doa sang nabi yang meminta cahaya, padahal sang nabi adalah cahaya Allah yang termulia, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa:

اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا

” Ya Allah jadikanlah di hatiku cahaya “

Kita juga berdoa semoga hati kita diterangi cahaya Allah subhanahu wata’ala, amin. Tahukah kalian betapa indahnya jika hati diterangi oleh cahaya Allah?, hati itu akan tenang dan sejuk, hati itu akan terus rindu kepada Allah, yang dengan itu ia juga dirindukan Allah subhanahu wata’ala. Hadirin hadirat, dijelaskan oleh As Syaikh Abu Al Hasan Asy Syadzili yang dinukil oleh Hujjatul Islam Al Imam Jalaluddin Abdurrahman As Suyuthi, dan juga oleh Al Imam Ibn ‘Athaillah, dan para imam yang lainnya, beliau mengatakan : “Jika cahaya tauhid ” Laa ilaaha illallah ” yang ada di hati seorang muslim pendosa disingkap dan diperlihatkan kepada alam, niscaya langit dan bumi ini akan runtuh dari dahsyatnya cahaya Allah subhanahu wata’ala yang ada di hati seorang muslim dari ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”, namun cahaya itu tertutup dengan tabir yang dikehendaki Allah sehingga tidak terlihat, karena orang yang tidak menyembah selain Allah maka cahaya Allah ada di dalam hatinya, walaupun terpendam dengan pendaman dosa ia tetap akan sampai kepada surga yang kekal.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Oleh sebab itu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Jibril As, yang dijelaskan di dalam tafsir Al Imam Qurthubi, beliau bertanya: “wahai Jibril, bagaimana pahala orang yang bersujud dan mengucapkan ” subhana rabbii al a’laa wabihamdih ” satu kali?”, maka Jibril As berkata: “pahalanya lebih berat dari sebuah gunung, lebih berat dari al kursi, lebih berat dari ‘arsy”, kemudian Allah berfirman: “sungguh telah benar hamba-Ku, Aku mengungguli segala sesuatu”. Nama Allah jika disebut maka pahalanya jauh lebih berat dari ‘arsy, kursi dan seluruh alam semesta. Demikian keadaan hamba yang bersujud. Hadirin hadirat, Jika Allah singkapkan cahaya tauhid yang ada dalam diri seorang muslim, cahaya sumpah setia yang mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah yang ada di hati seorang muslim walaupun ia pendosa, niscaya langit dan bumi akan runtuh tidak mampu menampung dahsyatnya cahaya kewibawaan Allah, keagungan dan kewibawaan Allah yang ada di hati seorang muslim. Maka Al Imam Abu Al Hasan Asy Syadzili berkata: “jika hal seperti ini untuk orang-orang yang berdosa kepada Allah, maka bagaimana dengan orang yang shalih dan beriman serta banyak beribadah kepada Allah jika cahayanya diperlihatkan kepada alam semesta”. Semoga Allah menerangi sanubari kita dengan cahaya, cahaya kemudahan, cahaya kebahagiaan, cahaya keluhuran, cahaya keberkahan, cahaya kemuliaan, cahaya kesucian, cahaya seluruh keindahan serta cahaya Allah yang memenuhi seluruh kenikmatan dan maha menjauhkan dari segala kesulitan. Dan Rasulullah berdoa:

وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِيْ نُوْرًا وَفَوْقِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا

“(Ya Allah jadikanlah ) cahaya di penglihatanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari depanku, cahaya dari belakangku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya”

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hal ini menunjukkan indahnya doa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diriwayatkan oleh sayyidina Abdullah bin Abbas Ra ketika ia menginap di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, disaat waktu shalat tahajjud Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun dan ia pun ikut bangun dan berwudhu kemudian shalat, selesai shalat witir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbaring lalu bangun dan membaca doa ini, meminta cahaya kepada Allah untuk panca inderanya, dan dalam riwayat yang lain Rasulullah juga berdoa :

وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا

“Ya Allah jadikanlah cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, cahaya di kulitku”.

Beliau meminta cahaya kepada sang pemilik cahaya, padahal beliau telah terang benderang dengan cahaya Ilahi, dan mereka yang membaca doa ini tentu hatinya akan bercahaya, jiwanya akan bercahaya, siang dan malamnya bercahaya dengan kemudahan, dengan ketenangan dan keindahan Allah, jika seseorang telah bercahaya dengan keindahan Allah maka apalah artinya keindahan dunia akhirah, semuanya akan tunduk dan berlimpah kepadanya, karena ia telah bercahaya dengan cahaya keindahan Ilahi. Hadirin hadirat, Allah tidak memperdengarkan hadits dan doa ini kepadaku dan kalian kecuali Allah telah menyiapkan dan menganugerahkan cahaya kemuliaan doa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita semua.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba yang paling mulia dari segenap hamba, beliau adalah panutan dari semua hamba-hamba Allah, dan beliau adalah orang yang paling berakhlak dari semua orang. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

مَاعَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

“Tidak sekali-kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencela makanan. Jika beliau menyukainya, maka beliau makan, jika beliau tidak menyukainya maka beliau tinggalkan”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berakhlak dalam segala sesuatu, bahkan kepada makanan. Beliau tidak pernah mencaci rizkinya, tidak pernah mengejek makanan, jika beliau suka maka beliau makan, jika tidak suka maka tidak dimakan. Demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hadirin hadirat, orang yang paling bercahaya dari segenap hamba yang bercahaya beliau budi pekertinya sangat indah. Dan sebesar-besarnya ujian dan cobaan kita tidak ada diantara kita yang sampai seberat cobaan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jadi janganlah sekali-kali kita merasa bahwa sungguh berat cobaan yang kita hadapi. Ingatlah orang yang paling mulia ini selama 3 hari 3 malam menahan perutnya dari lapar, padahal jika mau, beliau akan meminta makanan kepada Allah dan pastilah Allah kabulkan permintaannya, namun karena indahnya budi pekerti beliau, makhluk yang paling dicintai Allah itu terus bertahan untuk tidak meminta rizki untuk dirinya tetapi terus meminta untuk ummatnya. Di saat itu beliau sudah hijrah dan Baitul Maal pun telaah penuh tetapi Rasulullah masih mengikat perutnya dengan batu karena selama tiga hari tidak makan. Setelah beliau pulang ke rumah istrinya dan bertanya kepada istrinya ternyata tidak ada sesuatu kecuali air, kemudian pulang ke rumah istrinya yang lain ternyata yang ada pun hanya air. Barangkali tidak ada satu pun diantara kita yang sampai menghadapai keadaan yang seperti itu, yang dirumahnya tidak ada apapun dari harta, makanan dan minuman kecuali air, sungguh beliaulah orang yang paling sabar dan tabah dan supaya kita tidak putus asa jika terkena musibah, ketika kita terkena musibah ingatlah ada yang lebih dahulu merasakan musibah yang paling berat, yaitu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan musibah yang berat di saat sakaratul maut pun beliau telah mendahuluinya, seraya berdoa kepada Allah :

اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ َموْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي

” Wahai Allah, pedihkan sakaratul mautku dan ringankanlah untuk ummatku”

Hadirin hadirat, di saat itu berubah wajah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga Jibril memalingkan wajah, maka Rasulullah bertanya : “mengapa engkau memalingkan wajah wahai Jibril ?”, maka Jibril berkata: “aku tidak tahan melihat engkau menahan sakit wahai Rasulullah”, sungguh tidak pantas seseorang seperti nabi Muhammad menahan sakit namun karena cinta beliau kepada ummatnya, beliau ingin rasa sakit sakaratul maut ummatnya diringankan dan dipedihkan untuk beliau, maka Allah kabulkan permohonan beliau, sehingga beliau berkata:

لَا إِلَهَ إِلَّا الله إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

“Laa ilaha illallah, sungguh kematian itu sangat pedih”

Demikian hal yang diderita pada akhir nafas sang nabi untuk meringankan sakaratul mautku dan kalian, adakah kekasih yang lebih indah dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?!.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Inilah nabi yang luhur dan beliau adalah imam ahli sujud yang terlahir dalam keadaan bersujud sebagaimana diriwayatkan dalam sirah Ibn Hisyam dan ketika sayyidina Tsauban Ra ditanya, diriwayatkan dalam Shahih Muslim: “Wahai Tsauban amal apakah yang paling dicintai Allah?”, tetapi beliau hanya diam dan untuk yang ketiga kalinya beliau berkata: “perbanyaklah bersujud, karena aku telah menanyakan pertanyaanmu ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Rasul berkata: ” perbanyaklah bersujud karena jika engkau bersujud, Allah akan mengangkat derajatmu semakin dekat kepada-Nya dan berjatuhan dosa-dosamu”, demikian kemuliaan sujud. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ اْلعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ

“Keadaan hamba yang paling dekat kepada Tuhanya adalah tatkala ia bersujud”

Diriwayatkan oleh sayyidina Rabi’ah bin Ka’ab Ra, ia berkhidmah kepada Rasulullah karena cintanya kepada Rasulullah, dan setelah berhari-hari ia berkhidmah maka Rasul mengizinkannya pulang, kemudia Rasulullah kepada Rabi’ah bin Ka’ab: “wahai Rabi’ah, mintalah apa yang kau inginkan”, maka Rabi’ah berkata: “menemanimu di sorga, wahai Rasulullah”, demikian riwayat Shahih Muslim, maka berkatalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “adakah yang lainnya ?”, Rabi’ah menjawab: ” tidak ada wahai Rasulullah, aku hanya ingin menemanimu di surga, karena aku telah menemanimu di dunia maka aku ingin juga bisa bersamamu di akhirah”, maka Rasulullah berkata: “bantulah aku untuk hajatmu itu dg Perbanyaklah sujud, maka engkau akan bersamaku kelak di akhirat”.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sujud itu ada yang dzahir dan ada yang bathin, sujud yang dzahir adalah sujudnya tubuh kita sebagaimana kita ketahui, namun sujud bathin adalah ketika tubuh kita sujud, hati kita juga sujud kepada Allah dan setelah itu hati akan terus sujud walaupun tubuh kita beraktifitas, hati kita akan tetap sujud dan merendahkan diri kepada Allah walaupun siang dan malam kita dalam aktifitas lain sampai kembali ke waktu sujud lagi, yaitu waktu shalat. Namun di luar waktu-waktu shalat pun, kemuliaan sujud terus menerangi hati kita.

Hadirin hadirat, ingatlah satu kali sujud pahalanya lebih berat daripada ‘arsy, al kursi dan semua gunung di dunia. Semakin seorang hamba mengagungkan Allah, maka Allah memberikan pahala yang lebih dari segala sesuatu, karena Allah lah yang melebihi dan menciptakan segala sesuatu, alam semesta di dalam genggaman-Nya, cahaya seluruh jagad raya ini adalah ciptaan-Nya, dan Allah menciptakan cahaya terindahnya, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Allah memberikan hidayah dengan cahaya-Nya itu kepada yang dikehendaki-Nya . Al Imam Qadhi iyadh berkata dalam kitabnya Asy Syifaa bahwa makna dari “Nuur ( cahaya )” dalam surah Nuur adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena beliaulah cahaya Allah yang menuntun hamba-hamba kepada keluhuran dengan kehendak Allah subhanahu wata’ala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiah, semoga Allah subhanahu wata’ala memuliakan hari-hari kita dengan keluhuran, dan semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan kepada kita kesembuhan, dan saya juga mohon doa agar semakin cepat cita-cita kita ini untuk menjadikan Jakarta kota kedamaian sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Pertengahan Juni guru mulia kita tiba dan acara akbar akan kita adakan dan selanjutnya acara akbar yang kedua kalinya saat beliau kembali semoga sukses dan berkumpul jutaan muslimin, sehingga Jakarta ini semakin gemuruh dengan dzikir dan shalawat kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan saya mohon doa agar Allah subhanahu wata’ala memberikan kekuatan dan ketabahan kepada saya dan kepada hadirin semuanya dalam melewati segala cobaan. Dan saya mohon maaf kalau seandainya saya lewat tadi, saya tidak menyalaminya mohon dimaafkan. Sungguh satu tangan yang kecewa karena ingin bersalaman dengan saya dan tidak diberi kesempatan, hal itu sudah cukup untuk melemparkan saya ke dalam neraka, namun jumlah yang mau bersalaman sangat banyak, dan sebenarnya saya ingin menyalaminya, kalau seandainya jumlahnya sedikit maka biarlah saya yang akan mendatangi kalian satu persatu dan tidak perlu kalian berdesakan untuk bersalaman dengan saya, namun karena jumlahnya banyak maka kita bersalaman dengan hati kita, semoga salaman rohani ini, sambungan rohani ini tidak akan pernah terlepas selama-lamanya. Kalau bersalaman jasad hanya sebentar saja kemudian lepas, tetapi tidak dengan salaman rohani, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ مَا تَعَرَّفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اِخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu bagaikan tentara yang berkelompok-kelompok, yang saling mengenal akan saling mendekat, dan yang saling bertengkar akan saling menjauh.”

Maka kelompok ruh yang di dunia itulah kelompok ruh yang di akhirat kelak, jika kita telah berkelompok disini maka ruh kita telah bersatu meskipun tidak saling bersalaman satu sama lain, kelak di akhirah kita akan bersama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, amin allahumma amin. Ya Rahman Ya Rahiim, kami bermunajat memohon kehadirat-Mu kemuliaan, keluhuran dan segala kenikmatan, limpahkan untuk kami cahaya kebahagiaan, limpahkan kepada kami cahaya keluhuran, terangi kami dengan cahaya di depan kami, di belakang kami, diatas dan dibawah kami, di kanan dan kiri kami dengan cahaya keindahan, dengan cahaya kebahagiaan, dengan cahaya keluhuran, dengan cahaya kesucian, dengan cahaya khusyu’, dengan cahaya sujud, dengan cahaya doa dan munajat, dengan cahaya dzikir dan shalawat, dengan cahaya istighfar, dengan cahaya taubat, dengan cahaya ibadah, dengan cahaya cinta kepada-Mu, dengan cahaya rindu kepada-Mu, dengan cahaya rindu kepada-Mu, dan jadikan kami semua makmur di dunia dan akhirah, limpahkan kekayaan kepada kami di dunia dan akhirah, pastikan seluruh wajah ini dalam 5 atau 10 tahun lagi dilimpahi kekayaan yang berlimpah sehingga semakin luas dakwah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalaly wal Ikram…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا …

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat, saya mohon doa untuk kesembuhan karena akhir-akhir ini penyakit di otak belakang saya sering kambuh dan mengganggu aktifitas. Di tahun 1993 saya bermimpi Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam, saya menangis di kaki beliau dan saya katakan bahwa saya ingin berjumpa dengan beliau, maka beliau berkata: “belum waktunya”, dan saya katakan: “butakan mata saya, saya tidak ingin melihat asalkan saya bisa melihatmu”, maka Rasulullah berkata: ” sebelum usiamu 40 tahun, kau akan berjumpa denganku”, usia saya sekarang 37 tahun. Seandainya ada sesuatu terjadi pada saya, teruskanlah perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tegakkan panji-panji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian yang dapat saya sampaikan, kita lanjutkan dengan kalimat talqin oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, tafaddhal masykuraa…

( صحيح البخاري )
Terakhir Diperbaharui ( Thursday, 06 May 2010 )

drp Habib Munzir dn ditulis olh Habib Ahmad

Khamis, 2 September 2010

Lailatul Qadar, Bukan Sekadar Penantian


Dengan Nama Allah yang Maha Pmurah lagi Maha Mengasihani

Alhamdulillah, ana diberi kesempatan oleh Allah S.W.T untuk menukilkan tulisan ini. Bukannya tidak mahu untuk menghasilkan tulisan sendiri, tapi yang jelas kekangan waktu dan tiada kemudahan teknologi.( laptop la tu =D)

Ikhwhah fillah,

Sepanjang tempoh keberadaan di Pusat Asasi UIA PJ ( CFS ), ana telah mengalami satu proses transformasi yang boleh dikatakan secara total. Ana bersyukur berada disini kerana ia seolah-seolah seperti medan pembersihan jiwa, penyucian rohani dan menuntut diri ini  untuk melakukan perubahan. Tambah-tambah pula di bulan Ramadhan ini, ana merasakan kelainan dan 'feeling' yang berbeza.

Ya, kalau di SAS dulu kita juga berbuka puasa sama-sama di DM ( Dewan Makan ), tapi di UIA , ana berbuka puasa bersama-sama ahli usrah dengan makan secara berdulang. Ana sangat merasai kenikmatan makan sebegitu walaupun makanan kadang-kadang tidak mencukupi. Ditmbah-tambah pula kalau iftar itu tidak memerlukan kami untuk mengeluarkan duit poket sendiri.=D

Sahabat-Sahabat yang dirahmati Allah S.W.T,

Kita kembali pada tajuk di atas. Sesetengah orang berpendapat bahawa lailatu qadar itu boleh diraih dengan cara menunggu, menanti dan bersengkang mata di tengah malam sambil menunggu tanda-tandanya. Bahkan ada sahaja yang tidak mengendahkan langsung sehingga merasakan malam itu tidak membawa makna apa-apa pun.

Pastinya, anugerah lailatul qadr itu memerlukan satu proses yang sudah pun bermula sejak awal lagi sebenarnya. Seperti kata Ustaz Pahrol " Memburu satu malam bernama Al Qadar memerlukan ribuan malam sebelumnya yang dipenuhi dengan aktiviti dan usaha membersihkan hati secara konsisten."

Justeru, pesanan untuk ikhwah sekalian.

Maksimakan ibadah.

Jauhi perkara-perkara yang lagha.
Sungguh! Lailatul Qadar itu hanya untuk orang yang benar-benar memburunya dengan senjata amal.

Bukan sekadar bersengkang mata melihat tanda-tandanya.

Wallahualam.

Fais Fuad
CFS UIA
Full Time Muslim
                                                                     Teringat kenangan kat sekolah dulu

Rabu, 28 Julai 2010

Illuminati Anugerah Juara Lagu

Disclaimer: Segala apa yang anda baca di dalam artikel ini bukanlah hasil penulisan kami. Kesemuanya kami ambil sepenuhnya dari blog Jejaki Tinggalan Rasul. Terima kasih kepada penulis blog tersebut yang mengupas isu ini dengan begitu terperinci sekali. Percaya atau tidak, itu terpulang kepada diri anda sendiri untuk menentukan

UPDATE: Artikel ini telah keluar di Pancaindera dengan tajuk “AJL24 Ada Unsur Illuminati?“.
Minggu lepas, blog Jejaki Tinggalan Rasul (JTR) mengajak anda memerhati dalam Negara kita sendiri apa yang telah dilakukan oleh si Antichrist berkaitan dengan senibina KLCC. Terdapat pelbagai clue-clue menarik yang sangat memeranjatkan bagi mereka yang asing dalam dunia penuh penipuan ini. Kali ini saya pula ingin mengajak anda, selepas anda gembira dan puas menonton Anugerah Juara Lagu ke 24, mengenai apa yang ada pada malam AJL 24 dengan tema Origami tersebut?
Cadangan: Adalah lebih baik kalau anda boleh tonton kembali AJL 24 di website www.tv3.com.my selepas anda baca apa yang saya dapati dari siaran tv tersebut.
1) Pertama sekali, sila perhatikan gambar dibawah ini;

ajl 24
ajl 24
ajl 24
Apa persamaan dengan scene yang disnapshot ini?
ajl 24
ajl 24
Adakah ini satu kebetulan?
2) Yang kedua, anda juga mungkin dapat lihat apa persamaan penari-penari ini dengan salah satu dari kerabat-kerabat firaun yang dipercayai oleh mereka mempunyai suatu yang berkuasa?
Mungkin anda tidak hairan kerana sudah terlalu banyak kostum ala-ala bangsawan firaun selalu dipakai dalam acara-acara sebegini. Tapi, mengapa ingin dipertontonkan sangat si firaun yang telah dilaknat ini? Untuk mengetahui jawapannya, anda perlu buka fikiran anda dan fikirkan tentangnya…
3) Yang ketiga, Alyah yang merupakan finalis AJL 24 mengenakan gaun merah ala-ala lady in red.
Ingatkah anda lady in red? Mungkin ada diantara kita yang kurang tahu. Jom kita saksikan video ini.

Jadi apa yang dipakai oleh Alyah? Mungkin ada di antara kita kurang senang dengan persamaan ini, terpulang kepada anda. Bagi saya ini merupakan satu rancangan tertutup dan saya juga percaya yang di atas pentas itu juga tidak tahu menahu mengenai semua ini. Kebetulan? saya kata tidak.
Jom kita lihat apa yang seterusnya. Anda mungkin ada yang sudah tahu mengenai the Master Carpet, turut dikenali sebagai Checkered Floor, tetapi bagi yang belum tahu, sila ambil tahu. Ini adalah gambaran jelas mengenainya.
Adakah ia juga ada di AJL 24? Ya, memang ada.
Kenapa dihamparkan juga? Ini juga terdapat di tali pengikat gitar yang dipakai oleh Bunkface dan beberapa orang guitarist yang lain. Cuba lihat gambar di atas.
Dan apa pula ini?
Apa persamaannya?
Ini adalah merupakan logo salah sebuah kumpulan nyanyian di Malaysia. Anda dan saya mungkin sudah sebati dengan nama Search. Terlalu ketara persamaannya. Saya tidak perlu menulis panjang kerana anda telah berfikir dan terfikir apa yang saya akan tulis.
Pembaca sekelian, selalu dikatakan, ini hanya merupakan satu kebetulan sahaja. Tapi benarkah ia sebagai satu kebetulan? Kalau anda teruskan pandangan anda seperti itu, anda mungkin salah seorang mangsa makhluk perosak yahudi. Saya percaya bahawa apa-apa yang terjadi hari ini, bukan lagi kebetulan bahkan ia diatur sebaik mungkin. Untuk apa? bagi memperlihatkan kepada anda bahawa ia suatu kebetulan. Bebaskan minda anda…
*penambahan:
Lihat ditangga turun naik di atas pentas ini. Terdapat susunan cahaya berbentuk piramid. Lihat snapshot di bawah.
ajl 24
Sekadar penambahan. Terima Kasih.
Ditulis oleh: Abu Hannan Mohammad Sufian Bin Talib
B.Sc in Islamic Jurisprudence & Its Foundations
Al al-Bayt University, Jordan.
25 Muharram 1431 | 11 Januari 2010